Rabu, 14 September 2016

FIGHT OR FLIGHT

Hidup itu simple. Hidup itu mudah. Hidup itu gampang. Kira-kira seperti itulah kata-kata yang sering kali hinggap ditelinga kita mengenai hidup. Ketika hidup itu memang simple harusnya tidak ada yang namanya masalah, tangisan, stress, depresi, atau yang paling parah lagi di negara lain mereka sampai nekad mengakhiri hidupnya. Jika sudah seperti itu apa iya hidup itu simple, mudah, ????
Kadang saya pun bingung, ketika mendengar curahan hati orang-oang yang ada disekitar saya. Puluhan, ribuan, atau mungkin jutaan kali ya mereka mengeluhkan hidup mereka. Tidak sepaham dengan orangtua, bosen kuliah, capek sama kerjaan, bertengkar sama pacar, berselisih pendapat sama sahabat, dan masih banyak lagi problem yang mereka hadapi. Kalau sudah seperti itu yang muncul dalam otak ini adalah “ Apa iya hidup itu simple ?? Atau kata simple itu sebenarnya hanya harapan tanpa kenyataan bagi setiap orang ??”
Pernah suatu ketika saya mencoba membincang dengan dosen terkait kehidupan. Lebih tepatnya “Masalah” dalam hidup. Kala itu saya masih semester dua.
” Buk, sebenarnya hidup itu harus bagaiamana, agar bisa simple?”, tanyaku setelah selesai mata kuliah konseling.
Dosen saya tidak langsung memberikan jawaban. Beliau justru balik memberikan saya pertanyaan, “Menurut kamu sendiri ada tidak, manusia yang tidak punya masalah?”. Begitulah dosen saya melemparkan pertanyaan pada saya.
“Nggak ada buk. Kalo ada manusia yang tidak punya masalah, justru menurut saya kehidupan orang itu yang bermasalah”, begitulah saya menjawab sambil tersenyum. “Sebenarnya masalah itu adalah kesenjangan antara harapan dan fakta yang ada didepan kita. sering kali seseorang, atau mungkin diri kita sendiri kurang bisa menerima suatu keadaan dalam hidup kita yang tidak sesuai dengan harapan kita. Nah, ketika harapan dan fakta ini sudah tidak bisa bersatu inilah, seseorang merasa orang-orang disekitarnya tidak adil, bahkan ada pula yang langsung menyalahkan Tuhan. Jika sudah seperti ini sudah dapat dipastikan sedih, stress, depresi, bahkan nafsuh makan pun tidak jarang menjdi berkurang”. Beliau berhenti sejenak, menarik nafas agak panjang kemudian melanjutkan menjawab pertanyaan saya. “Sebenarnya bukan hidup yang simple, tapi cara pandang kita terhadap masalah yang kita alami itulah yang membuat hidup kita simple. Jika kamu punya masalah pilihannya hanya dua. Fight or Flight. Kalau kamu merasa bahwa masih sanggup untuk menghadapinya silahkan kamu Fight, sebaliknya kalau kamu sudah merasa tidak sanggup cukup Flight, tinggalkan. Pastikan diantara Fight or Flight itu kamu harus mampu menanggung semua konskuensi yang mengikutinya. pilih konsekuensi yang bisa kamu hadapi”, begitulah beliau mengakhiri penjelasannya.
Sejak itu saya berusaha memetakan diri sendiri, agar suatu saat nanti ketika giliran saya yang berada pada posisi ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan, saya sudah siap untuk memilih Fight or Flight. Satu yang saya coba perhatikan juga adalah orang-orang disekitar kita. Mungkin yang kita jalani itu memang hidup kita, tapi yang perlu kita ingat juga adalah bahwa dalam kehidupan kita berdampingan dengan kehidupan orang lain pula. Nah, silahkan menikmati dan membuat hidup kita menjadi simple, tapi yang peru diingat adalah keberadaan orang yang ada disekitar kita juga. Bagaimana dengan kamu ??? FIGHT or FLIGHT???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar